Kini airmata senantiasa membanjiri hati yang luka.
Bukan peristiwa yang memberi jaman nafas,
tak juga sebatas puisi yang menerpa luka,
dan sedikit harapan,
menghidupkan hari lama.
Tak terpikir olehku berbagi jiwa, lagi
dalam duka kini dan peristiwa. Aku merasa begitu terpajan oleh hal yang
tak pernah ada, sesuatu yang benar-benar tiada. Merasa bahwa tak ada
yang kulakukan demi dia, hanya sia-sia. hahaha…
Ketika ini terdengar sebagai sebuah
irama, rima dan kata jala, sesuatu menghampiriku dan menampar muka,
plak! Tak kumengerti, kuingin aneh sendiri. Pagi ini masih gelap dan
terdengar suara kucing mengerang, entah darimana, mencarinya percuma
saja.
Samping alarm yang bermuka tebal,
membangunkanku dari harap mimpi dan pesona alam bayangan.
Disana tergeletak senyum palsu,
menua, merapuh dan palsu.
Harapan seakan tertinggal oleh kemauan perubahan,
menepi kembali kedalam segala peristiwa kini.
Masa lalu,
hanyalah sebuah peristiwa,
memandangnya sebagai sebuah peristiwa rata,
dalam gelombang hidup yang penuh luka dan tawa.
dan kini, ku tahu ku lebih bahagia.
Memimpikanmu adalah hal yang nista,
mungkin dalam setiap perjalanan detikku aku terluka, bersamamu yang semu
dan penipu. Bila kau nyata, dan menjadi peristiwa, kau bukan hanya hal
yang paling membuatku bahagia, tapi kaulah tawa. Dan aku terbangun
menyadari mimpi denganmu adalah kenangan hebat yang akan terlupa, ya,
karena aku tak pernah mau mengingatmu lagi, terlalu hampa.
Dan airmata menetesi pipi, cinta dan tawa sinisku tentang peristiwa.
Posting Komentar