Foto Miyabi di Buku LKS SMP Mojokerto

Author Unknown - -
Home » » Foto Miyabi di Buku LKS SMP Mojokerto

Foto Miyabi di Buku LKS SMP Mojokerto - Miyabi atau Maria Ozawa sempat menjadi pemberitaan heboh di Indonesia ketika dirinya bermain untuk sebuah film horor berjudul Menculik Miyabi tahun 2010 yang lalu. Kini Miyabi kembali menjadi bahan perbincangan karena foto dirinya tampil di buku Lembar Kerja Siswa (LKS) pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa SMP di Mojokerto.




Foto Miyabi sendiri dapat ditemukan pada halaman 36 LKS pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa SMP. Dalam halaman tersebut para siswa diminta untuk memberi tanggapan tentang sosok Miyabi yang ditampilkan pada gambar tersebut. Selain Miyabi, pada halaman tersebut juga bisa ditemukan gambar artis dan juga gambar fauna.

Adapun sebagai tim penyusun yang tertulis pada cover LKS disebutkan beberapa nama, diantaranya Giyono, Sumantri, Moh. Jalil, dengan penelaah Muhyidin. Selain itu LKS yang menampilkan foto Miyabi tersebut diterbitkan oleh penerbit CV Sinar Mulia.

Penemuan LKS yang menampilkan foto Miyabi sendiri terjadi di SMP Islam Brawijaya. Menurut keterangan dari Kepala Sekolah Sukisno, menyatakan bahwa bahwa sejauh ini pihak sekolah belum mengetahui keberadaan foto Miyabi di LKS tersebut. Tetapi anak-anak didiknya disekolah tersebut sudah mengetahuinya. Selain itu pihak sekolah tersebut juga sudah dikabari pihak Dinas Pendidikan Kota Mojokerto terkait dengan keberadaan foto Miyabi di LKS untuk siswa SMP tersebut.

miyabi

"Kami sendiri baru mengetahuinya. Sejak awal semester ganjil lalu dibagikan, kita tak mengetahui," ujar Sukisno seperti yang dikutip dari Detiksurabaya.

Sukisno juga menjelaskan, foto Miyabi tersebut tak ada unsur pornografi apapun. Jadi, foto itu memang dikenali beberapa siswa dan tak berpengaruh apapun pada seksualitas siswa. Pihaknya mendapatkan LKS itu setelah kurikulum mencarinya ke koperasi dan membeli buku ini.

Rencananya, buku LKS ini akan tetap dipakai para siswa. Namun, jika Dinas Pendidikan menariknya kembali, berarti harus menggantinya dengan buku lain. Sebab, perbuku siswa membelinya Rp 6.000. Sukisno sendiri saat ini belum tahu sekolah mana saja yang mendapat LKS ini.

"Saya belum tahu juga. Sepertinya banyak sekolah yang memakai LKS ini. Namun, Kita akan tetap pakai buku ini. Jika ditarik, kita minta dinas menggantinya," ujarnya.