ha..ha..ha..
uhuk..uhuk,.,
Ayo melaju kencang sepeda kumbaang!!!! Ah! Dubrak! Jatuh terjerembab.
Bangun lagi dan kukayuh lagi. Ah! Dubrak! Jatuh ke got. Sakit!
Angkat, kayuh dan berlari lagi si Dongky, sepeda kumbang alias jengki. Ha..ha..ha…
Kuparkir penuh cinta di depan rumah si dia. Kuketuk pintunya dan dia tak ada. Ah! Sakit!
Kukayuh lagi, lari lagi, lebih kencang dari tadi. Sungguh tak pernah pincang, sepeda kumbang ini. Ah! Remnya BLONG! Dubrak!
Diam, menangis si kumbang hilang rodanya. Menggelintir ke seberang jalan. Ah! Sial!
ha…ha…ha..
Terpaksa jalan kaki, dan jempol berdarah.
Dan si dia ternyata sudah di rumah. Aha!
Namun sepeda kumbangku patah hatinya, penuh luka merah.
Tapi senyumnya sembuhkan lukaku, dan dia rawat lukaku. Ah! Sakit!
uhuk,.,.,uhuk,.,.,
Ku’gowes’ lagi sepeda kumbang ini, kubonceng dia penuh tawa.
Tawa tertahan dahulu.
Terlepas bebas bersama si Dongky yang bergemericit riang.
Ah! Senangnya!
ha…ha…ha…
uhuk..uhuk,.,
Ayo melaju kencang sepeda kumbaang!!!! Ah! Dubrak! Jatuh terjerembab.
Bangun lagi dan kukayuh lagi. Ah! Dubrak! Jatuh ke got. Sakit!
Angkat, kayuh dan berlari lagi si Dongky, sepeda kumbang alias jengki. Ha..ha..ha…
Kuparkir penuh cinta di depan rumah si dia. Kuketuk pintunya dan dia tak ada. Ah! Sakit!
Kukayuh lagi, lari lagi, lebih kencang dari tadi. Sungguh tak pernah pincang, sepeda kumbang ini. Ah! Remnya BLONG! Dubrak!
Diam, menangis si kumbang hilang rodanya. Menggelintir ke seberang jalan. Ah! Sial!
ha…ha…ha..
Terpaksa jalan kaki, dan jempol berdarah.
Dan si dia ternyata sudah di rumah. Aha!
Namun sepeda kumbangku patah hatinya, penuh luka merah.
Tapi senyumnya sembuhkan lukaku, dan dia rawat lukaku. Ah! Sakit!
uhuk,.,.,uhuk,.,.,
Ku’gowes’ lagi sepeda kumbang ini, kubonceng dia penuh tawa.
Tawa tertahan dahulu.
Terlepas bebas bersama si Dongky yang bergemericit riang.
Ah! Senangnya!
ha…ha…ha…
Posting Komentar